jembatan lori di atas kali ketenger |
TIANG KATROL TAHUN 1949 |
TIANG KATROL TAHUN 2012 |
jembatan diatas sungai Gumawang |
Bergerak kearah barat sekitar 80 meter akan ditemui tikungan ke arah kanan. Rel lori terletak berdampingan dengan sungai kecil sebagai saluran irigasi sawah warga. Dan disebelah kiri terdapat sungai gumawang. Setelah berjalan sekitar 300 meter akan dijumpai jembatan lori menyeberangi sungai gumawang. Kondisi konstruksi jembatannyapun masih bardiri kokoh bahkan bantalan rel yang terbuat dari kayu masih ada, meski sudah sedikit lapuk dan terdapat sedikit lubang sehingga harus berhati-hati untuk menyeberang. Sungai yang berhulu di lereng gunung slamet ini mengalirkan air jernih dan memiliki pemandangan yang indah dengan batuan beku hasil erupsi gunung slamet pada masa silam. Sayangnya banyak warga sekitar yang kurang mengindahkan kebersihan lingkungan dan membuang sampah di sungai ini.
Setelah menyebrangi sungai gumawang rel memasuki kebun-kebun warga. Disini rel sudah tertimbun tanah, hanya nampak ditempat tertentu saja. Tapi masih dapat ditelusuri jejak bantalan rel yang terbuat dari beton. Tampaknya warga memang tidak menanami atau menjadikan jejak jalur rel ini sebagai bagian dari tanah kebun karena berjalan diatas jejak rel terasa seperti menyusuri jalan stapak tanpa ada tumbuhan besar yang tumbuh diatasnya. Sepanjang perjalanan pemandangannya sungguh amat indah dengan ditemani kicauan burung dan keindahan lembah sungai gumawang serta hijaunya sawah warga.
bekas tiang beton jembatan diatas sungai Banjaran |
Penelusuranpun dilanjutkan ke arah desa melung. Dengan jalur rel sebagai penunjuk jalan. Lagi-lagi jalur rel kembali menghilang,dan hanya bantalannya saja yang masih tersisa. Disini jalan rel sudah benar-benar tertutup semak belukar,tetapi hal inilah yang membuat perjalanan menjadi semakin mengasyikkan. Tak seberapa lama berjalan rel akan melewati tepian tebing yang memiliki keindahan alam yang sangat bagus. Dari sini lembah sungai banjaran yang indah dengan latar belakang kota purwokerto dapat terlihat dengan jelas. Oleh karena itu tempat ini menjadi tempat favorit bagi mudamudi untuk menghabiskan waktu sore hari.
Dan sekitar 100 meter kearah barat kita sampai pada ujung barat rel lori. Rel ini berakhir tepat disamping gudang penyimpanan yang saat inipun masih berdiri kokoh. Berakhirnya rel lori bukan berarti perjalanan berkhir begitu saja. Karena dari sini kita masih bisa melanjutkan perjalanan ke tempat yang lebih menarik tentunya. Kearah kanan yang berarti menelusuri pipa saluran air ke arah hulu(kolam penampungan), atau kearah kiri menuruni pipa menuju PLTA KETENGER.
Sudah selayaknya sebagai penerus negeri ini kita menjaga dan melestarikan hasil budaya masa lalu. Sayangnya kita sering kali kurang peduli dan membiarkan peninggalan masa lalu ini terabaikan. Padahal apabila dapat dikelola dengan baik dan benar dapat menjadi tempat wisata sejarah yang dapat menambah kemaslahatan bagi masyarakat sekitar.
HEMMMM ,,, AKU MELU MBOK
BalasHapusSalut penelusurannya, kapan-kapan kita susuri bersama lagi dengan beberapa komunitas sekaligus.
BalasHapussalam lestari
Jatmiko W
Banjoemas History Heritage Community
www.banjoemas.com